IstriBejat Digenjot Habis2an Sama Tukang Kontol Gede Sampe Crot Dalam Memek. Aku Dewi, sehabis lulus smu aku dinikahkan ortu ke temen ortu, dah agak berumur si, tapi suamiku itu tampan, tajir kerna meiliki beberapa perusahaan yang berhasil dalam bisnisnya, dan juga sangat workaholik. Aku sangat menikmati kehidupan suami istri ketika berbulan madu. Saatmbak jamu itu tepat diepan mataku ternyata mbak jamu itu masih muda dan hot sekali guest, mantap abis. Lumayan buwat ngerefresh otak akibat PHK. Sejenak aku pandangi wajahnya hingga turun kearah belahan dadanya. Tahu sendirikan guest mbak jamu gendong pasti menggunakan atasan kemben dan kain jarik yang minim dan ngepas sama tubuhnya. ada jamu kuat, encok, pegel linu, cekot-cekot, asam urat dst. ML DGN TUKANG JAMU GENDONG 2014 (11) Oktober (11) Label. cerita 17 tahun cerita cinta cerita dewasa cerita ngentot cerita panas cerita sex. Mengenai Saya. enny arrows Lihat profil lengkapku. Translate. Tema Sederhana. TukangPijat Bejat Berhadiah Liat Memek | Nonton film bokep,bokep barat,film bokep barat,video bokep,video bokep barat, video ngentot barat,film bokep full movie,film bokep terbaru,bokep terupdate, nonton bokep indo viral,western,bokep harian 2020, bokep siswa sma,video,videobacol fun,bokep kakek sugiono,bokep ngentot memek gede, MEMEK ABG SMA, bokep tante hot indo, cerita bokep ibu kandung Suatuhari saat aku baru membeli rokok di warung aku berpapasan dengan penjual jamu yang cukup mengagetkan. Wajahnya manis dan bodynya bahenol betul. "Nggak salah ini orang jadi tukang jamu," kata ku membatin. "Mbak jamu" tegurku. Dia menoleh. "Mau minum jamu mas ?" tanyanya. "Iya tapi jangan di sini, ke rumah" ajakku dan dia ikut dibelakang ku. CeritaSex Dewasa Mbok Parti Pemuas Nafsu Birahi Sang ABG By Bokeptetangga Posted on July 28, 2020 July 28, 2020 7,600 views. Di stasiun ojek, tukang ojek berebut menunggang saya karena selain saya perempuan, wajah saya cantik, dan seragam sekolah saya sangat seksi, tentu saja mereka berebut. Publishon July 29, 2020 198 views. Pentilsusu - Cerita Seks Bercinta Dengan Tukang Jamu Yang Montok Dirumah, Aku lama-lama menyukai tempat tinggalku, Meski harga kontraknya naik terus setiapkali kuperpanjang kontraknya. Tempat ku ini sangat strategis di dalam gang hanya ada rumah ku. Meski pengap karena dikelilingi tembok tinggi, tetapi aku Seharipun berselang. Dan, betul saja kata Nurce, pagi itu aku kedatangan tamu. Namanya Mbak Sri, umurnya sekitar 30-35 tahunlah. Pakai kebaya khas tukang jamu gendong, ketat dan menampakkan lekukan tubuh yang masih sangat seksi dan terlihat sintal. "Selamat pagi Mass," Mbak Sri sedikit mengagetkanku di depan pintu kios. Bacacerita seks Dewasa di cerita erotis , situs baca cerita mesum, cerita dewasa, cerita malam, cerita bokep, cerita hot online Cerita Erotis Mba Tukang Jamu yang Lagi Bunting. Aku akan sedikit cerita tentang semua jamu sudah aku siapkan dan sudah aku masukkan ke keranjangku. Waktu juga sudah menunjuk pukul 09.00, berarti sudah saatnya BokepIndo Ngeprank tukang pijat yang berakhir ngentot Nonton Film Semi bosku21 Nonton Film Semi Player 1 Nonton Film Semi Player 2. Genre: Film Semi, Semi Jepang. Etiketler: Bokep Indo Ngeprank tukang pijat yang berakhir ngentot. Xzd9. Cerita Dewasa – Perkenalkan nama saya Andry, umur saya 25 tahun dengan tinggi sekitar 168cm dan berat 76kg. Kisah ini saat saya sedang liburan kerumah ortu saya disuatu kabupaten yaang terletak dilereng pegunungan karena lgi libur pergantian semester diuniversitas saya. Singkat cerita pada saat itu saya sedang duduk-duduk diteras sambil menghirup udara segar tidak seperti di bandung yaang sekarang sudah mulai tercemar polusi. Kemudian setelah berselang beberapa menit, kemudian ada seorang wanita menggunakan topi bambu kerucut & menggendong sebuat bakul yaang berisi botol-botol bekas syrup. Mukanya tidak kelihatan karena ditutupi topi coklatnya tapi terlihat dari tanganya kalau dia berkulit putih. Mungkin karena saya lama memperhatikannya kemudian, dia masuk dari pagar yaang terbuka & masuk keteras. “Jamunya tuan…”, katanya sambil menawarkan jamu dagangannya. Kemudian dia membuka topinya & terlihatlah seorang wanita yaang kira-kira berumur 27 tahun. Mukanya cantik sekali, putih mulus & tak satupun jerawat hinggap di wajah cantiknya. “Jamunya ada apa aja mbok ??”. “Ada jamu kuat, encok, pegel linu, cekot-cekot, asam urat dst”. macam-macam sampai pusing mendengarkanya” “Waduh maaf mbok, saya nggak sakit”. “Ooh… kalau begitu minum jamu ini aja mas, ini buat sehari-hari supaya tetap sehat bugar”. “Ya udah deh mbok, yaang itu aja…”. Kemudian dia mengeluarkan sebuah gelas kaca & mulai tangannya mengambil bermacam-macam botol & menuangkannya ke gelas itu seperti bartender. Saya diam-diam melihatnya dari ujung rambut sampaai ujung kaki. Rambutnya yaang hitam panjang & lurus menghiasi wajahnya yaang bersih itu. Terlihat badaannya sangat sintal & langsing singset dan kaki putihnya yaang tidak ditumbuhi bulu-bulu. Terlihat dia sangat merawat dirinya, mungkin dirinya rajin minum jamunya itu. Tidak sengaja saya melihat gundukan payudaranya dibalik bajunya, terlihat payudaranya yaang SANGAT BESAR & kencang. Ternyata dia tidak menggunakan BH, tapi saya tetap kesulitan melihat putingnya karena bajunya ketat& bajunya sangat tebal. “Ini mas jamunya”, ucapnya sambil menyodorkan jamu yaang sudah di buat. “Terima kasih”, balasku singkat. Kemudian saya minum jamunya sedikit demi sedikit sambil melihat wajahnya yaang cantik itu sambil berbincang-bincang “Waduh mbok, jamunya enak banget”. “Terima kasih mas”. “Andry, nama saya Andry. Kalau boleh tau nama mbok siapa ??”. “Nama saya Ningsih”. “Panggilanya siapa mbok Ningsih ?”. “Terserah mas saja”. “Kalo manggilnya mbok Ningsih boleh nggak ?”. “Boleh mas, tapi jangan panggil saya mbok, saya kan belum nenek-nenek”, katanya sambil tertawa kecil. “Iya Ningsih kamu masih muda, cantik lgi”. “Ah mas bisa aja deh”. “Suami kamu pasti senang sama kamu”, ucapan ini tersirat untuk menanyakan statusnya karena biasanya disini orang kawin pada usia 20 tahunan. Cerita Sex Dewasa “Saya belum kawin mas”. “Ohh begitu toh”. “Ngomong-ngomong Ningsih sudah jualan jamu sejak kapan ??”. “Sudah 6 tahun mas”. “Ohh gitu toh mbak, ini mbak sudah habis”, sambil memberikan gelas yaang sudah kosong. “3000 mas”. Kemudian saya berdiri dan mengambil dompet saya di kantong dan mengambil selembar 5000. “Ini mbak”, sambil menyodorkan uang kepadanya. Pada saat dia menerima uang pembayaranku, dengan sengaja saya menyenggol tangannya. Woww halus sekali. “Ini mas kembaliannya”. Kembali saya menyenggol tangannya hanya sekedar ingin merasakan halusnya tangan Ningsih penjual jamu tersebut. Lalu dia mulai berjanjak pergi & menjajakan dagangannya ke tempat lain. Keesokan harinya, saya ingin bertemu dia lgi sehingga saya kembali menunggu di teras rumah di pagi hari. Cukup lama saya menunggunya sekitar setengah jam batang hidungnya belum jga terlihat oleh mataku. Dengan rasa bosan ketika menunggu saya kemudian masuk ke dlm rumah. Sekitar 3 jam kemudian terdengar suara ketukan di pintu depan kemudian saya buka pintunya dan ternyata yang datang adalah si Ningsih. “Mas Andry, jamunya lgi nggak ?”. “Wahh… dari tadi sudah saya tunggu-tunggu kok nggak datang”. “Iya mass tadi saya lgi nganter anak saya ke sekolahan”. Kemudian saya binggung sejenak, “Belum kawin kok punya anak sih ?” gumamku dlm hati. Kemudian saya ajak ke dalam rumah. “Ayo mbak masuk aja”. “Terima kasih mas”. Kemudian dia langsung masuk kerumah saya & melepaskan sandal kumalnya di depan. “Eh.. ehh.. Ningsih gak perlu dibuka sendalnya !”. “Nggak papa mas nanti ngotorin lantai mas aja”. Kemudian dia masuk kerumah & duduk beralas ubin. “Ehm Ningsih kok duduk disitu sih ?”. “Kan kebiasaan saya begini mas, masa tukang jamu duduk di kursi, kan nggak sopan ??”. “Ini kan di ruang tamu jdi nggak apa-apa ayo duduk disini”, kataku sambil menepuk sofa. Kemudian dia duduk di sofa. “Nah gitu dong nanti kalo duduk di lantai masuk angin lo…”. “Iya mas”. “Oh ya Ningsih, kemarin minumanya bikin saya sehat & bertenaga”. “Makasih mas, mas mau minum itu lgi ??”. “Iya Ningsih”. Kemudian dia mulai meracik ramuan minumannya. Tapi perbincangan kami membuatnya berhenti sebentar-sebentar. “Ningsih, biasanya yaang laku itu jamu apa?”. “Oh, biasanya jamu buat perempuan sama jamu kuat mas”. “Jamu buat perempuan itu apa aja?”. “Jamu pembesar & pengencang payudara dan pantat, kulit putih dan mulus, & jamu rapet mas. Biasanya pagi-pagi saja sudah laku mas”. Ternyata mendengar pembahasan yaang seperti ini membuat penis saya sudah berdiri separo. “Oh gitu toh, pantesan yaang punya cantik sekali”. “Ah mas bisa aja deh”, katanya tersipu malu. “Abis itu tetek kamu jga besar, pasti sering minum jamunya ya”. “Ah mas… ngga enak loh didengar orang”. “Tenang mbak, santai saja di sini cuman kita berdua, tapi yaang tadi beneran lo mbak”. “Oh itu gara-gara saya harus minum tiap hari mas”. “Kok harus ??”. “Iya karena kalau rasanya beda berarti racikannya beda mas & hasilnya jga beda mas”. “Oh gitu toh, ngomong-ngomong tadi mbak ini janda ya ?”. “Nggak mas”. “Punya anak angkat ??”. “Nggak mas, kok pertanyaannya seperti itu sih?”. “Aaa.. anu mbak, saya binggung katanya nganter anaknya kesekolah kan kemarin mbak bilang belum nikah”. Entah dengan sengaja atau tidak, dia menumpahkan air jamunya ke lantai. “Maaf mas, nggak sengaja”. “Nggak saya yaang minta maaf, saya sudah lancang bertanya seperti itu, saya mau ngambil pel dulu”. Kemudian saya mengambil pel lantai di sudut ruangan & membawanya ke ruang tamu. “Udah mas saya aja ngelap”. Sebenarnya saya ogah-ogahan, jdi langsung saya memberi pelnya ke Ningsih. “Ini Ningsih”. Kemudian dia langsung menjongkok di hadapan saya & mengelap. Ini adalah kesempatan emas melihat payudaranya. Maju mundur, maju mundur terlihat bukitnya bergoyang dengan indah. Tetap saja putingnya tidak kelihatan, hanya melihat separuh dadanya sudah cukup bagiku. Setelah itu dia kembali meracik ramuan jamunya. “Sebenarnya begini mas, kisahnya memalukan mas. Saya pacaran dengan laki-laki di desa terus main gituan sama dia, begitu mendengarkan saya hamil dia malah melarikan diri”. “Waduh… maaf Ningsih saya tidak tahu”. “Udah mas nggak papa, semuanya sudah terjadi nggak bisa kembali lgi, lagipula ini jga salah saya, ini mas jamunya”. “Iya makasih”. Kemudian saya mengambil gelas penuh jamu itu dari tangannya. “Saya jdi kepikiran mas”. “Udah Ningsih, itu kan sudah masa lalu”. Kemudian saya meneguk jamunya kembali. “Mas, Ningsih mau tanya sama mas. Emang mas udah pernah main gituan ya ??”. “Iya sudah, emang kenapa Ningsih, kok tiba-tiba tanya begitu ?”. “Nggak mas emang nggak takut hamil”, rupanya gadis ini gapsek gagap seksual. “Mas kan punya ilmu biar nggak hamil”. “Ah mas bisa aja deh…”. “Beneran, mas nggak bohong”. “Trus kesakitan nggak mas ??”. “Enggak, malah mau lgi”. “Ah mas bohong ah”. “Iya beneran”. “Mas keliatan bohongnya, buktinya dulu saya begituan sakit”. “Emang sama mantan pacar kamu diapain ??”. “Dulu pacarku pernah remas-remas itu saya, sakit mas, terus dia nunjukin itunya, saya ngeri mas ada bulunya kriwil-kriwil hiii”. Saya tertawa mendengar apa yaang diceritakannya. “Terus gimana Ningsih ?”. “Dia masukin itunya ke ini saya mas, perih banget mas. Trus pas dikeluarin ada darahnya mas, trus saya jga pernah ngeliat orang begituan mas di mobil. Begitu laki-lakinya cium dileher, perempuanya mangap-mangap mas, trus lehernya merah mas. Saya jdi takut padahal ibu-ibu yaang beli jamu suka ngobrol katanya sama suaminya begituan senang banget”. “Itu tandanya perempuanya keenakan Ningsih, terus yaang dikatain ibu-ibu itu bener Ningsih”. “Tapi kok saya sakit, apa saya kelainan mas ??”. “Nggak, kamu nggak kelainan, pacar kamu ayang kelainan. Mas bisa buktiin kalo begituan itu enak”. “Nggak ah mas, nanti anak saya jdi dua deh, susah mas”. “Lho… kan tadi mas sudah bilang, mas kan punya ilmu biar nggak hamil”. “Bukan ilmu hitam kan mas ??”. “Iya dong, gimana, mau nggak ??”. “Nggak mas, trima kasih nawarin”. “Eh Ningsih, mas nggak nawarin dua kali lho, mas janji kamu nggak hamil dan nggak sakit seperti yaang kamu lakuin sama pacar kamu”. “Gimana ya mas ?”. “Udah bilang ya aja susah banget, mas bikin kamu keenakan bahkan mau lgi”. “Tapi mas janji ya, kalo nggak mas saya laporin ke polisi lo mas”. “Iya”. Kemudian dia mengangguk-angguk kecil. berarti sudah ada lampu hijau buat saya. Kemudian saya mendekatinya dengan duduk di sampingnya sambil berusaha mendekatinya. Tapi dianya bergeser menjauhiku terus-menerus, tapi akhirnya dia dipojok jga. Cerita Seks “Ningsih, kalo kamu minggir terus, kamu nggak dapat enaknya nanti”. “Saya ndredeg deg-degan mas”. “Kalo gitu kamu merem ya”. Ketika dia meremkan matanya saya mendekatkan bibir saya ke mulutnya. Kemudian saya mencium bibir merekahnya itu setelah itu saya melepaskan bibir saya. “Gimana Ningsih?”. “Enak mas”. “Ini ada yaang lebih enak, caranya nanti mulut kamu kebuka terus lidah kita ketemu”. “Iih mas jijik”. “Kamu kan belum rasain, kamu coba dulu, pasti ketagihan”. Kemudian dia membuka mulutnya, seketika itu saya memiringkan kepala saya dan mendekatkan kepala saya & kami melakukan french kiss. “Hhmpphh…hmpph…”, katanya yaang membuatku bergelora. Rupanya tangannya memeluk keras punggungku seakan-akan tidak ingin melepaskanku. Kemudian terasa jga payudaranya & putingnya di dadaku. Kontan saja penisku naik dan sudah menempel di pinggangnya. Tanganku jga dipunggungnya juga merayap-rayap dan tangan saya Turun ke bokongnya yaang bulat itu. Tak puas dengan bibir sensualnya itu, saya naik ke telinganya. Telinganya saya gigit-gigit kecil & lidah saya dengan nakalnya saya masukan kelubang telinganya & tercium aroma shamponya. “Mas, geliii mas uhh… sshhh… ahhh…”. Cukup lama saya bermain dengan telinganya kemudian saya turun ke lehernya dan menggigit kecil lehernya. “Hhmmpph… ahh… uhh…”. Desahanya berulang kali & makin lama makin keras. Tangan saya yanag tadi di pantatnya sekarang sedang membuka kancing bajunya. “Sshhh mas apa-apaan nih ? ahh… uhhh… jangan mas… ochhh…”. Tetapi saya terus melanjutkannya sambil menggigit-gigit kecil lehernya, setelah semua kancingnya terbuka, “WOWW FANTASTIS !”. Tertampanglah sepasang buah dada sempurna!, tidak menggantung, bulat, besar, montok seperti buah semangka yaang sudah siap untuk dipanen. Lebih besar daripada pembatuku yaang sering ku garap. Kemudian saya turun di dadanya dan membenamkan muka saya diantara dua bola berpuncak itu. Kedua tangan saya pun memegang kedua payudara yaang indah itu dan menjepitkannya ke muka saya. Ohh lembutnyaa, muka saya seperti dipijit-pijit, kemudian setelah itu saya mulai meremas-remas payudaranya. “Oochhh… mass geli aduh ahhh…”, katanya bertubi-tubi. Kemudian saya mulai mengemut payudara kanannya & tangan kiriku meremas gunung satunya. Saya mulai menggigit putingnya yaang sudah menegeras & menyedot payudaranya dengan kekuatan vacum cleaner. “Mas ngilu ahh… enak… terus mas ouch ouch”, desahanya sambil menggelinjang tak karuan. Setelah cukup lamaa kemudian saya berpindah kepayudara kirinya & tangan kanan saya meremas payudara kanannya yang basah terkena air liurku. Bedanya di payudara kiri terasa lebih keras dari pada yang kanan, saya pun sangat bersemangat. Kemudian setelah itu kedua tangan saya turun lagi dan menurunkan resletingnya di belakang celananya. Kemudian setelah itu saya melepaskan kancingnya & terlihatlah sebuah pemandangan yaang nggak kalah serunya sama bukitnya. Terlihat pahanya mulus tak berbulu dan saya mulai mengelus-elus kedua tangan saya di pahanya. rupanya dia kegelian, “Mas geli mas uhh”, katanya sambil bergoyang. Setelah itu saya menurunkan celana dalamnya yaang berwarna merah muda & ada simbol talinya berwarna merah yaang terlihat sudah basah di depannya. “Mas jangan mas”. Tapi tidak saya hiraukan perkataanya dan saya turunkan CD-nya dan terpampanglah sebuah vagina yang sudah basah. Menurutku Vaginanya lucu kalau sudah menggembung dengan warna pink merekah serta dihiasi asesoris bulunya yang tipis dan hitam itu. Setelah itu hidungku saya benamkan di lubanga vaginanya yaang dahsyat itu. “Eh mass mau diapain mass… ? ahhh mas geli mass uhh… ouch… ouch…”. Saya gesekan ke atas & ke kiri. Setelah itu, giliran lidah saya yaang beraksi divaginanya. Saya memasukan lidah saya dan menggerayapi vaginanya. dia berdesah lebih keras lgi. “Mas ach..ach terus mas”, katanya sambil menjambakku. Kemudian akhirnya saya menemukan klitorisnya. Desahan nya lebih keras lgi. “Mas, terus mas… jangan berhenti mas… terus ahhhhh… ahhhhh…”. Kemudian setelah beberapa menit, “Mas mau pipis mas”. Setelah berselang beberapa detik dia memuncratkan cairannya ke muka saya. “Mas maaf, nggak sengaja pipis dimuka mas, habis gak nahan mas”. “Nggak papa kok”. Saya yaang saat itu masih berpakaian lengkap langsung saya buka sampai telanjang bulat. Rupanya dia ketakutan setelah melihat punya saya yaang dihiasi bulu-bulu hitam. “Mas saya takut mas…”. “Udah, nggak papa kok, sekarang kamu emut kontol saya”. “Di emut mas ??”. “Iya diemut”. “Nggak mau ah mas, jijik mas”. “Lho kan tadi saya emut itu kamu, masa punya saya yang diemut kok nggak mau”. “Jorok mas, kan itu buat pipis”. “Tenang Ningsih, saya kalo cebok selalu pake sabun, terus jembutnya saya shampoin kok, tenang aja rah”, kataku menyakinkan dia. Setelah mendengarkan perkataanku akhirnya dia mulai mendekatakan mulutnya meskipun masih takut. “Ayo Ningsih, pegang punya saya”. “Iya mas”. Tetapi tangannya hanya di keatas kan tidak menyentuhnya, karena tidak sabar saya menggapai tangannya & langsung saya dekatkan tangannya ke penisku dan saya tuntun tangannya untuk mengocok penis saya. Lalu kepalanya saya pegang dan saya dekatkan ke penis saya rasanya enak sekali. Walaupun awalnya rada sakit karena terkena giginya tapi lama-kelamaan teratur. Rasanya dikocokin sama orang yaang biasa megang botol jamu lebih enak & nyaman seperti pengocok profesional. Gerakan maju mundurnya sangat sempurna & berirama. “Aahh… Ningsih terus, kamu pintar ahh… terus Ningsih uhhhh…”, erangku saking enaknya. Beberapa menit kemudian, “Ningsih saya ingin keluar… aahhh…”. Dan akhirnya, “Croottt… crooottt… croottt…”, saya mengeluarkan mani saya dimulutnya karena lupa memberitahukannya. “Mas kok di mulut saya sih mas ??, kan jijik tau…”, katanya sambil membuang mani di mulutnya. “Udah di telen aja”. “Mas jgn sembarangan dong, masa ditelen ??”. “Kamu tau nggak, itu isinya protein semua, bahkan khasiatnya bisa ngalahin jamu kamu”. “Ah mas kerjaannya bohong aja”. “Mas nggak bohong, beneran lohh”. “Kalo tau gitukan nggak saya buang mas, kalo gitu sekali-sekali dimasukin botol aja mas biar buat campuran jamu saya”. “Ada-ada saja Ningsih ini”. “Ningsih tolong bikinin jamu penambah tenaga biar mas kuat”. “Iya mas”. Kemudian dia mulai mengeluaran gelas & mulai meracik ramuan jamu kuat. Saya pun tidak tinggal diam langsung saja saya duduk dibelakangnya dan kedua tangan saya memilin-milin putingnya. “Mas, nanti tumpah loo”. Tapi tidak saya hiraukan malah saya sambil cium tengkuknya. “Mas geli mas mau tumpah lo mas”. Setelah jamunya jdi saya suruh Ningsih memasukannya ke mulutnya tapi tidak ditelan. Lalu saya suruh berbalik badan & kami melakukan french kiss lgi dan mentransfer air jamunya ke mulut saya. Setelah jamunya habis saya telan, saya meremas payudaranya. Efek dari jamunya dahsyat, setelah beberapa detik meminumnya, badan saya terasa panas & penis saya berdiri lagi. Setelaj kuperhatikan kontoku ternyata urat-uratnya terlihat lebih menonjol dibanding sebelumnya & saya suruh Ningsih untuk tiduran. “Ningsih, kamu siap ya”. “Iya janji beri saya kenikmatan tapi jgn beri saya anak ya mas”. “Iya”. Awalnya saya menggesek-gesekan terlebih dulu kontol saya ke sekitar lubangnya dan bermain-main sejenak di area itu. “Mas enak mas… udah mass masukin saja mass… ahhhh…”. Saya mulai memasukin liang surgawinya yaang sangat kecil itu. Bayangkan, wanita yang meminum jamu rapet selama bertahun-tahun & tidak pernah behubungan pasti sangat kecil dan mengalahkan lubang orang perawan. Tadi hampir saja saya tidak bisa melihat lubang kecilnya itu dibalik jembutnya. Sehinggga saya jga sedikit kesusahan karena terlalu sempit dengan perlahan-lahan saya akhirnya berhasil memasukan seperempat dan perlahan-lahan akhirnya penuh jga. Setelah semuanya sudah masuk baru saya tancap gas dengan gaya konvensional, saya mulai menjalankan kontak sexual. “Aah… ah… ah… uh… mas… och… ouc… yess… ochhhh… ahhhh… terus… mas… ahhh…”, desahannya yaang mengundang birahi siapapun yaang mendengarkanya. enak sekali dijepit dengan vagina super sempit ini. Enak sekali rasa empotan memeknya. Melihat payudaranya yaang jga bergerak naik-turun menambah semangatku untuk memuaskannya. Setelah sepuluh menit dengan gaya konvensional, saya minta kepada Ningsih untuk berposisi doggy style. Sensasi yang berbeda dengan gaya ini, ini adalah posisi paling enak dengan bakul jamu ini. Tangan saya turu meremas pantatnya yaang semok itu & sesekali memukulnya, dan juga saya memegang rambutnya & menariknya seperti naik kuda. “Yes… yess… ah… ah… enak terus Ningsih…”. Genjotannya WARR BIASA pijatanya yaang memijat kontolku enak sekali dan beberapa menit kemudian si Ningsih akhirnya orgasme jga. Setelah itu saya capek menggoyangkan pinggang saya, saya suruh Ningsih sekarang untuk posisi woman on top WOT. Sambil tiduran dengan Ningsih diatas saya sambil bergerak keatas-kebawah tangan saya meremas payudaranya yang extra besar & extra empuk. Beberapa menit kemudian saya ingat janji saya pada Ningsih, ketika saya merasakan lahar putih panas saya akan muncrat maka dengan cepat kilat saya melepaskan kontol saya dari memek Ningsih. Tidak beberapa detika kemudian mani saya muncrat di lantai. Kami berdua menghentikan permainan ini karena permainan kami cukup lama, gara-gara pengaruh jamu kuatnya Ningsih bahkan Ningsih orgasme hingga 3kali. “Gimana Ningsih, enak kan ??”. “Iya mas, betul kata mas”. “Lain kali kalo kamu mau kamu tinggal ke rumah saya kalo sedang liburan kesini”. “Iya mas, terima kasih ya mas”. “Iya”. Kemudian kami saling bericiuman. “Mas, saya hampir lupa, jamu sehat sama jamu kuat jadinya 7000 mas”, masih aja ingat jamunya. “Ini Ningsih kamu saya kasih bonus jadi 50ribu”, memang disini uang saja sudah dibilang banyak. Cerita Sex Setelah ini kami sering kontak fisik baik dirumahnya ketika anaknya kesekolah maupun dirumah saya dan tidak lupa saya kasih uang buat bayar sekolahan anaknya. Kadang-kadang kami sering threesome dengan pembantuku. >>> BANDAR CEME <<< Agen Poker Online Bandar Ceme Domino qq Online Terpercaya Promo Bonus Special Bonus Chips Turnover Mingguan Bonus TO Turn Over 0,3% Setiap Minggunya Bonus Referal 10% Bonus New Member 10% Minimal Deposit Minimal Deposit Cukup Rp Bonus Hadiah Domino QQ 5X Lipat Hiburan Malam - Kali ini saya akan menceritakan pengalaman sex ku bersama dengan seorang cew tukang jamu. Langsung saja kita simak cerita sex di bawah ini yang di persembahkan oleh BeritaKita303 khusus hanya untuk anda. Nama saya Budi, jujur saja saya tergoda dengan cewek penjual jamu itu karena melihat buah dadanya yang mulus tubuh yang bahenol,semok, serta putih mulus. Status diri saya sekarang adalah seorang pengangguran karena baru saja terkena PHK perusahaan karena diakibatkan pengurangan karyawan. Untung saja saya masih single, jadi untuk kebutuhan makan,rokok dan lain-lain masih bisa minta orangtua ,hhe. Saya disini akan menceritakan tentang kisah sex saya dengan seorang mbak jamu super sexy. Cerita seks saya berawal kira-kira 1 bulan yang lalu, tepatnya 2 hari setelah saya terkena PHK. Cerita ini berawal pada pagi hari yang cerah namun suasana hati dan pikiran saya tidak bergairah. Pada pagi itu adikku pergi sekolah sedangkan ayah dan ibuku sedang bekerja. Pagi itu aku sedang berada diteras rumah sambil ngopi dan merokok. Aku nikmati masa-masa penganguranku dengan melakukan hal itu pagi itu. Ketika sedang menikmati rokok dan scangkir kopi terdengarlah suara seorang wanita yang berteriak-teriak menawarkan sebuah jamu gendong. Saat itu kira-kira mbak jamu masih berada 50 meter dari rumahku, suaranya sudah terdengar nyaring sekali, "Jamu-jamu, jamune jamu sehat,jamu kuat lelaki, dan jamu rapet wangi…., ” suara mbak jamu dari kejauhan. Nampaknya pagi itu mbak jamu belum mendapatkan langganan, karena dia masih berteriak menawarkan jamunya. Sampai akhirnya mbak jamu itu sampai didepan rumahku dan dia berhenti karena melihat aku yang berada diteras rumahku, “ Mas Manis, beli jamune Mas, ada jamu sehat bugar dan kuat lelaki loh Mas, sekali minum dijamin jos mas, ” ucapnya sembari menuju teras rumahku. Akhirnya Mbak jamu itupun duduk dilantai teras rumahku dan meletakan jamu gendongnya dilantai, “ Ayo mas dicoba jamu gendong Mbak Susi Mas, Mau jamu kuat lelaki apa jamu sehat bugar Mase, ” ucapnya sembari tersenyum manis. Saat mbak jamu itu tepat diepan mataku ternyata mbak jamu itu masih muda dan hot sekali guest, mantap abis. Lumayan buwat ngerefresh otak akibat PHK. Sejenak aku pandangi wajahnya hingga turun kearah belahan dadanya. Tahu sendirikan guest mbak jamu gendong pasti menggunakan atasan kemben dan kain jarik yang minim dan ngepas sama tubuhnya. Dalam hati saya berkata, “ Buset nih mbak jamu belahan toketnya mulus banget, bikin horny aja deh pagi-pagi gini, ” Beberapa saat aku pandangi belahan payudaranya dengan tatapan mata yang tajam dan fikiran mesum. Mataku saat itu rasanya tak rela untuk berkedip 1 detikpun untuk melewatkan pemandangan indah itu. Bahkan secara tidak sadar aku sampai emnelan ludah karena melihat belahan payudara mbak jamu itu. Sampai pada akhirnya lamunan mesumku-pun terbuyarkan oleh suara mbak jamu gendong sexy itu, “ Mas kog ngelamun sih, jadi mas mau jamu sehat bugar atau jamu kuat lelaki mase??, ” ucapnya. “ Eh maaf maaf mbak, tadi mbak ngomong apa,hhe, ” tanyaku. “ Aduh sih mas masih muda kog suka melamun sih, yaudah mas mending beli jamu kuat lelaki aja deh mas biar mas jadi kuat, hehehe.., ” ucapnya dengan tersenyum manis dan genit. “ Wah Mbak ini ada-ada saja deh, hha… sayakan masih single mbak, masak saya minumjamu kuat lelaki, nanti kalau adekpenis saya bangun gimana setelah minum jamu itu, ” ucapku lantang. “ Adek yang mana sih Mas, kayaknya dari mas ngelamun adek yang didalem celana mas udah bangun deh, ahahaha…, ” ucapnya to the point guest. Wah ni mbak jamu nakal juga yah, ucapku dalam hati. Seketika itu wajahku memerah karena ketahuan kalau penisku sudah ereksi, “ Waduh Mbak, kog mbak tahu sih, jadi malu saya mbak, hihihi…, ” ucapku sembari menutupi kemaluanku dengan kedua tanganku yang masih terbungkus celana. “ Ehmmmm… wajar kog mas kalau laki-laki seumuran mas birahinya tinggi, apalagi pagi-pagi gini,hhe… jadi mau coba jamu kuat lelaki tidak mas ???hhe.., ” ucapnya. “ Hihihi… boleh deh mbak sapa tau aja beli jamu bonus yang jualan sekalian, hhaa…, ” ucapku mengodanya. Yah namanya juga usaha, iseng-iseng berhadiahlah,hha, “ Aduh si Mas nakal yah, yaudah dicoba dulu ajadeh jamunya nih, masalah bonus urussan belakangan, hhe.., ” ucapnya sembari meracik jamu kuat lelaki. “ Iya deh mbak,ditunggu yah bonusnya,hihii.., ” jawabku. Saat itu diraciklah jamu kuat lelaki itu didalam gelas, beberapa racikan jamu dicampur menjadi satu dan diaduklah dengan sendok sembari tubuh mbak jamu meliak liuk menggemaskan. Aku pandangi setiap lekuk tubuhnya yang indah itu. Benar-benar indah sekali tubuhnya. Payudaranya yang terbungkus kemben terlihat bergoyang goyang dan bergetar, Uhhhh.. Hot. Beberapa saat dia membuat jamu akhirnya jadilah jamu kuat lelaki itu, “ Ini mase jamunya sudah jadi, monggo dicoba, ” ucapnya sembari memberikan segelas jamu. “ Oh i.. I.. iya Mbak, saya minum yah jamunya.., ” jawabku sembari menerima jamu itu. Aku minumlah jamu itu dengan penuh semangat. Sebenarnya jamu itu tidak enak sekali, selain pahit rasanya juga aneh,hehh. Tapi nggak masalah, karena aku minumnya sembari melihat belahan payudara mbak jamu akhirnya habis juga jamu itu, hhe, “ Nih Mbak udah, hehh pahit Mbak, ” ucapku sembari memberikan gelas itu. “ Hehe.. nih mas pemanisnya, biar pahitnya ilang, ” ucapnya sembari memberikan pemanis padaku. “ Oh iya Mbak, nggak usah dikasih pemanis lihat mbak aja udah ilang kog pahitnya,hhe, ” ucapku lalu meminum jamu itu. “ Ah si mas dari tadi godain saya saja deh, jadi malu saya,hhiihihi…, ” ucapnya dengan wajah memerah. “ Ah nggak godain kog, tapi emang mbak cantik dan sexy banget, mantep deh pokonya,hhe.. nih mbak gelasnyam, ” ucapku sembari memberikan gelasnya lagi. Saat itu setelah minum jamu kamipun mengobrol dengan asiknya. Mbak jmau itu ternyata janda muda yang belum mempunyai anak dan usianya baru 30 tahun, yah selisih 6 tahunlah dengan usiaku. Obrolan kami semakin lama semakin memanas saja saat itu, aku yang semula duduk agak jauh dari mbak jamu saat itu mulai merapat. Kami duduk bersampingan diteras rumahku sembari becanda dans sesekali kami saling mencubit paha terkadang perut. Mbak jamu itu nampaknya tertarik padaku juga, buktinya pagi itu dia memilih mengobrol denganku daripada menjual jamunya keliling komplek perumahan. Berawal dari cubit-cubitan pada akhirnya mbak jamupun mulai berani memegang kemaluanku, “ Mas Budi anunya lumayan besar juga yah, ” ucapnya sembari meremas penisku. “ Gilaaaaaaaaaaaaaaaa… liar nih mbak jamu gendong, berani banget yah pegang penis gue, jadi seneng deh gue kalau gini,hha…, ” ucapku dalam hati. “ Sssssshhh… Mbak nakal yah, kita masuk aja kerumah aja yuk mbak nggak enak kalau diteras,hhe…, ” ucapku. “ Waduh mau ngapain kita mas, mas mau perkosa saya ya??? Mau dong diperkosa,hhiiiiii…, ” ucapnya semakin menggila saja. Benar-benar liar mbak jamu ini, emang janda sensasinya lebih hot, “ Hha… tau aja deh si Mbak, yuk ah kita masuk, ” ucapku. “ Iya mas, sabar yah anunya ditahan dulu yah, hhe… ayok kita masuk, ” ucapnya. Kemudian kamipun masuk bersamaan, tak lupa jamu gendong dan sandal mbak jamu aku masukan kedalam rumah untuk mengilangkan jejak dari mata para tetangga,hhe. Sesampainya dialam rumah jamu gendong mbak jamu janda hot itu aku letakan diruang tamu begitu pula sendalnya. Tak lupa pintu rumah aku tutup dan aku kunci. Pagi itu suasana dan kondisi aman terkendali untuk melakukan perbuatan mesum dengan mbak jamu janda lucu cantik dan bahenol itu. Kami berdua duduk bersampingan di kursi busa yang ada diruang tamuku. Tanpa ragu dan basa-basi aku dan mbak jamu langsun saja berpangutan. Nampaknya pagi itu kami berdua sudah sama-sama bernafsu. Bibir kami saling melumat dan lidah kami saling berperang didalam mulut kami. Tak hanya itu tanganku mulai bergerilia kearah payudara mbak Jamu yang montok dan kenyal itu. Mbak jamu yang tidak mau kalah dengan perlakuanku, saat itu mbak jamu mulai menyusupkan tanganya kedalam celana boxerku. Disentuhlah penisku dengan tangan lembutnya dengan perlahan namun pasti, “ Sssssshhhh… Mbak… Oughhhhh…, ” desahku. Aku sempat mendesah disela bibir kami yang sedang berpangutan, “ Enak ya mas, remas susu aku yang keras Mas, Ahhhhh…, ” ucapnya. Kamipun kembali berpangutan sembari saling meremas santapan kami tadi. Payudara Mbak Jamu aku remas dari luar kembennya hingg dia mendesah nikmat. Jika aku meremas dengan kuat, sedotan bibirnya pada bibirku semakin kuat saja, tak hanya itu bahkan remasan tanganya pada penisku juga semakin liar saja, “ Ouhhh Mbak, Oughhhh… enak Mbak.. Eughhhh… Sssssshhh… Ahhhhh…, ” desahku nikmat. “ Eughhhhh… aku juga enak mas merasakan remasan mas, Ahhhh, ” ucapnya. Saat itu nafsu seks kami sama-sama sudah memanas, nafas kami mulai berhembus tidak beraturan dan desahan kami saling bersahut-sahutan, “ Eughhhh… Sssssshhh… Oughhhh… Eummmm… Ahhhhh.., ” desah kami bersahut-sahutan. Desahan kami semakin membuat kami horny saja, kocokan mbak jamu dan remasan tanngaku pada payudaranya yang masih terbungkus kemben semakin hot saja. Beberapa menit kami melakukan hal itu sampai pada akhirnya kami sudah tidak tahan untuk menahan birahi sex kami untuk melakukan hubungan sex, “ Mbak, kita ML yuk, aku udah nggak tahan nih, ” ucapku. Saat itu Mbak Jamu hanya mengangguk lalu mengentikan kocokanya pada penisku. Dia berdiri lalu melepas satu persatu pakainya. Dari mulai kemben, kain jarik hingga dia tinggal menggunakan celana dan celana dalam saja, “ Wah tubuh mbak benar-benar indah yah, statusnya janda tapi tubuhnya melebihi gadis belia, ” ucapku kagum. “ Ah Mas bisa saja deh, yaudah buruan mas telanjang, ” pintanya. Akupun segera melucuti celana boxer, baju dan celana dalamku hingga telanjang bulat. Penisku terlihat sudah tegak berdiri dengan gagahnya. Bulu kemaluanku yang kebetulan 1 hari sebelumnya sudah aku pangkas, membuat penisku terlihat muda dan semakin besar dan panjang saja, “ Wah benarkan kataku tadi, anu penis mas benar-benar besar dan panjang, pasti enak deh kalau memek aku disodok pakai penis Mas,hihi.., ” ucapnya. Tanpa diminta Mbak Jamupun mendekat kepadaku lalu meraih penisku, “ Sssssshhhh…. Eughhhh…, ” lenguhku. Aku yang sudah bernafsu mulai aku lucuti Bra Mbak jamu. Nampaknya mbak jamu tanggap dengan perlakuanku, sembari berdiri diapun melepas celana dalamnya dengan gerakan perlahan dan sexy. Uhhhh.. gila makin horny saja aku saat itu. Setelah kami sama-sama telanjang Mbak jamu mendorongku hingga aku terjatuh dikursi busa, “ Liar sekali fantasi sex jamu ini, ” ucapku dalam hati. Setelah aku terjatuh dengan posisi terduduk mbak jamupu kemudian duduk diatas pangkuanku dengan mengangkan kedua pahanya diatas pangkuanku. Mulailah dia menggesek-gesekan penisku pada bibir vaginanya, “ Oughhhh… Mbak…. Geli mbak, Eughhhhh…, ” ucapku kegelian namun nikmat rasanya. Rasa geli itu sampai ke ubun-ubunku rasanya, “ Iya mas, Ssssssshhhh… Eughhhhh…, ” jawabnya sembari melennguh nikmat. Aku yang tidak mau diam saja mulailah aku sambar paudara dengan mulutku. Aku hisap putting kirinya dengan lembut dan aku remas payudara kananya dengan tangan kananku, “ Oughhhhh… Sssssshhhh Ahhhhhh…. Eugghhh, hisap terus Mas, enak Mas, Aghhhh…, ” ucap mbak jamu nampak nikmat sekali. Aku rasakan vagina mbak jamu mulai basah dengan lendir kawinya, kepala penisku terasa geli dan licin selama Mbak jamu menggesekan penisku pada vaginanya. Semakin cepat aku menghisap dan meremas payudaranya semakin cepat juga dia menggesekan penisku pada vaginanya, “ Oughhhh… Ahhhhh… Ahhhhh… Mas… Eughhhh…, ” desahnya semakin liar saja. Tidak lama setelah dia mendesah liar, tiba-tiba saja, “ Blessssssssssssssssssss…. Slupppppppp…. Ahhhhhhhhhhhhh…., ” Ternyata penisku sudah masuk kedalam vagina Mbak Jamu, dengan memeknya yang udah basah dengan lendir kawinya saat itu mudah sekali penisku menyusup pada liang vagina mbak jamu, “ Oughhhhh… memek Mbak benar-benar rapet sekali, Ahhhhhh…, ” ucapku nikmat dan memujinya. Saat itu dia hanya tersenyum saja, mulailah dia beraksi diatas pangkuanku. Janda penjual jamu mulai menunjukan jurus sexnya padaku. Dia bergoyang meliak-liuk seiring penisku yang termanjakan oleh vagina janda penjual jamu itu. Memeknya benar-benar seperti memek perawan, rasanya penisku seperti terhisa oleh lumpur hidup. Dia mengoyangkan pingulnya naik turun, maju mundur bahkan dia juga bergoyang memutar diatas pangkuanku. Agar dia semakin liar, aku kemabli meemas dan mengisap putingnya dengan penuh nafsu, “ Ouhhhh, yeahhh… Sssssshhh… enak mas, Ahhhhh… Ssshhhhhh…., ” desahnya sembari terus memanjakan penisku dengan memeknya. Menit demi menit berlalu dan memek janda penjual jamu itu semakin basah saja. Bunyi khas persenggamaan terus terdengar ditelingaku. Mbak jamu benar-benar haus sex, mungkin dia sudah lama tidak mendapatkan kebutuhan sex dari lelaki. Aku biarkan dia memuaskan birahinya dengan posisi sex women on top. Aku sungguh merasakan kenikmatan sexs yang luar biasa dari Mbak jamu itu. Aku terus mengenyot putingnya secara bergantian secara terus menerus. Mbak jamu mendesah sesekali tubuhnya mengejang dengan diringi lelehan lendir kawin yang semakin membasahi penisku dan liang vaginanya. Kira-kira dia selama 20 menit bergoyang diatasku, nampaknya dia mulai lunglai karena dia sudah beberapa kali orgasme, “ Mas ganteng kamu yang pegang kendali yah sekarang, aku lemas mas, aku udah 3 kali keluar, ” pintanya. “ Iya mbak jamu sayang, kita ngentot pakai gaya doggie style yah, ” pintaku. “ Iya mas, ” jawabnya. Kemudian dia segera menyingkir dari pangkuanku, lalu dia mulai memposisikan tubuhnya dengan posisi menunging diaatas kursi busaku. Tanpa banyak bicara, aku segera naik kekursi busa lalu aku posisikan tubuhku dibelakang mbak jamu. Pantatnya yang besar,kenyal dan putih itu membuat aku semakin bernafsu. Segera raih penisku dan aku tusukan penisku kedalam vagina mbak jamu dari belakang, “ Slebbbbbbbbbbbbbbbbbbbb…. Ahhhhhhhhhhhhhhh…, ” Masuklah penisku kedalam belahan vagina mbak jamu, “ Mbak ini posisisex kesukaanku, tapi jika dengan posisi ini aku pasti cepat keluar mbak, gpp yah Mbak, hhe…, ” tanyaku. “ Iya Mas ganteng, aku juga udah loyo Mas, Ssssshhh… ayo mas mulai sodok aku, Ahhhh, ” jawabnya. Mulailah aku beraksi. Tanpa ragu aku langsung menggenjot memek mbak jamu dengan tempo cepat. Aku kerahkan semua tenagaku dengan penuh nafsu. Aku goyangkan pinggulku maju mundur seiring keluar maasuknya penisku dari liang vagina mbak jamu. Aku menyodok memek nya sembari tubuhku aku tindihkan pada punggung mbak jamu. Aku tunjukan jurus sexs ku yang begitu hebatnya padanya. Aku hentakan dengan kencang ketika penisku menusuk liang senggamanya dan aku tarik kuat-kuat ketika aku memundurkan penisku. Sensasi sex yang aku berikan benar-benar membuat janda muda itu terengah-engah. Nafasnya memburu diiringi desahan mesra dari bibirnya, “ Ughhhhhhhhh…. Aghhhhhhhh…. Enak mas ganteng, terus mas, Oughhh…, ” desahnya. Semakin dia mendesah semakin gila aku dalam bermain sex. Aku semakin menambah kecepatan sodokan penisku pada liang vaginanya. Walaupun vagina sudah basah dengan lendir kawinya, namun tetap saja vaginanya masih mencengkram kuat penisku, “ Mbak aku udah nggak tahan mbak, aku mau keluar mbak, Ahhhh…, ” ucapku. “ keluarin didalem aja mas ganteng, aku nggak bakalan hamil soalnya aku KB, Ahhhh…, ” pintanya. Mendengar penjelasan mbak jamu membuat aku tenang, penisku yang sudah tidak kuat menahan spermaku yang terus mendesak, pada akhirnya aku hentikan sodokanku dan aku tanamkan dalam-dalam penisku didalam liang sengaama mbak jamu. Lalu keluarlah lahar panas menyembur dengan kuatnya, “ Cruttttttttttttt… Cruttttttttt… Cruttttttttt… Cruttttttttt…, ” “ Ahhhhhhhhhhh… aku keluar mbak, Oughhhhhhhhhh…., ” ucapku lega dengan keluarnya spermaku . “ Iya Mas ganteng, keluarkan dan habiskan spermaku didalam memekku mas, Ahhhhhh…, ” pintanya dengan nada bicara yang terlihat puas. Aku habiskan semua spermaku didalam vagina mbak jamu hingga tetes terakhir. Sembari menikmati orgasmeku aku jilati leher dan telinga mbak jamu dengan penuh nafsu, “ Eughhhh mas, kamu perkasa banget mas, Ahhhh… Sssshhhh…, ” ucap mbak jamu puas. “ Semua ini berkat jamu kuat lelaki dari mbak, hehehe…, ” kataku dengan tertawa kecil. Saat itu aku biarkan beberapa menit penisku masih tertanam didialam vagina mbak jamu setelah spermaku sudah termuntahkan. Setelah aku merasa puas aku cabut penisku dari liang senggama Mbak jamu, dan termuntahlah semua spermaku yang tadi membanjiri vagina mbak jamu. Kamipun duduk sejenak untuk menghela nafas karena lelah setelah bercinta. Selang 10 menit karena mbak jamu harus meneruskan profesinya untuk menjual jamu-jamunya hingga habis diapun segera membersihkan vaginanya di kamar mandi rumahku sekalian dia memakai kostum khas mbak jamu gendong. Akupun juga membersihkan kemaluanku dikamar mandi bersamanya. Setelah kami sudah membersihkan diri kamipun membenahkan pakaian kami. Selesai itu kami kembali keruang tamu, “ Mas makasih yah udah jadi langganan pertamku dipagi ini, oh iya makasih juga ya udah service memek aku tadi,hhe… emuaaachhhh…, ” ucapnya puas dan senang. “ Sama-sama mbak jamu bahenolku, hhe… ini mbak buwat bayar jamunya,makasih bonusnya ya mbak, ” ucapku dengan menyusupkan 2 lembar seratus ribuan pada belahan payudaranya yang mulus itu. “ Ih mas ganteng nakal deh, mash kurang ya gituanya, kapan-kapan aku kasih lagi deh mas, yaudah mas aku pamit dulu ya mas ganteng, dha-dha mas ganteng, ” ucapnya sembari keluar dari rumahku. Cerita Dewasa – “ Iya mbak jamu sayang, dha…. Hati-hati ya dijalan, semoga jamunya laris manis, plakkk…, ” ucapku sembari menepuk pantatnya. “ Aouw… nakal deh.. bey mas ganteng…., ” ucapnya. Mbak jamu lalu pergi dengan menggendong jamunya dibelakang. Aku memperhatikan pantatnya dari belakang berlenggak lenggok sangat sexy dan menggemaskan hingga dia tidak terlihat dari rumahku lagi. Pagi yang cerah sekali, kegalauanku karena PHK hilang seketika berkat mbak jamu janda binal yang doyan ngentot,hhay. Semenjak skandal sex pagi itu aku selalu menanti kedatangan mbak jamu yang datangnya tidak tentu itu. Semoga mbak jamu itu kembali kerumahku dan aku bisa mendapatkan kepuasan sex dengan janda muda penjual jamu itu. Share Mbak Jamu Sexy Sariyem Pembangkit Nafsu Bangun tidur sore itu… tidak membuat Hendri menjadi bugar, seperti layaknya orang bangun tidur. Bayangkan… dua malam begadang di puncak Merapi. Sebagai anggota pencinta alam, kampusnya ditugaskan untuk mencari beberapa anak SMK pendaki yang hilang di Merapi. Cuaca buruk begini nekat mendaki gunung, kutuknya dalam hati. Di dekapnya kedua kaki mengusir dingin di atas bangku teras depan kosnya, cuaca hujan rintik-rintik. Memang cuaca bulan Desember membuat segalanya menjadi basah, terkanguk beberapa potong celana jeans belelnya yang kemungkinan hanya di bulan Desember ini bertemu dengan yang namanya air, dua potong CD pun ikut basah akibat dicucinya tadi pagi. Benar-benar hari yang menyiksa bagi Hendri, sudah dingin cuaca… tanpa CD pula. Sepotong kain sarung yang lumayan kering cukuplah menghangatkan tubuh cekingnya sore itu. Cerita 18 Tahun Keatas Cerita Sex Cerita Dewasa Cerita Mesum Hot Story Cerita Ngentot Artikel Porno Tempat kost Hendri cukup strategis, walaupun bangunan peninggalan Belanda, tetapi letaknya terpisah dari perkampungan, karena dikelilingi oleh tembok tinggi. Ibarat mekanguki sebuah benteng pada jaman dahulu, letak kamar kos-kosan disekeliling bangunan utama yang di jadikan sekolah negeri. Suasana sekitar kos-kosan memang sedang sepi… penghuninya banyak yang pulang kampung, maklum liburan Desember. Sementara sebagian kamar dijadikan asrama sekolah yang juga kosong ditinggal penghuninya liburan, praktis Hendri merasa sebagai penjaga kosan, umpatnya dalam hati. “kang… jamu kang…” sapa tukang jamu gendongan membuyarkan lamunan Hendri. “Eh embak… ujan-ujan ngagetin orang lagi ngelamun aja” sewot Hendri. “kangnya ini lho… ujan-ujan kok ngelamun… tuh jemuran gak diangkat…” tanya mbak jamu sambil berjalan menghampiri beranda di mana Hendri duduk. “Emang sengaja mbak… sekalian kena air” jawab Hendri sekenanya. “Lho… kan sayang udah di cuci tapi kehujanan” kata mbak jamu keheranan. “belum kok, belum di cuci” elak Hendri. “Lha… kok aneh” protes mbak jamu, “sekalian dicuciin sama ujan” saut Hendri. “Dah laku jamunya mbak? tanya Hendri di sela-sela gerimis. “Yah belum banyak sih, makanya mbok dibeli kang jamunya” pinta mbak Jamu memelas. “Emang jualan jamu apa aja sih mbak” selidik Hendri sambil membenahi sarungnya. “Ya macem-macem, ada galian singset, sari rapet, kunir asem, sehat lelaki, pokoknya banyak deh, dan semuanya hasil meracik sendiri lho kang” bangga mbak jamu sembari membersihkan air di sekitar kaki dan kainnya. “Kalo badan pegel-pegel, jamunya apa mbak?” tanya Hendri, “Ada tolak angin” seru mbak jamu. “Ah… kalo aku biasa di kerokin mbak, kalo minum jamu doang kurang marem” kata Hendri. “Mbaknya bisa ngerokin saya?” goda Hendri, “Emang situ mau saya kerokin” kerling mbak jamu malu-malu. Hendri hanya tersenyum saja. “Ngomong-ngomong… namanya siapa sih mbak” tanya Hendri. “Saya Sariyem kang” jawabnya tersipu. Kalo di perhatikan… manis juga nih cewek… mana putih lagi kulitnya, gumam hati Hendri. “Kalo kang siapa namanya?” tanya Sariyem membuyarkan lamunan Hendri. “Saya Hendri mbak” jawab Hendri gugup. Keduanya bersalaman, gila… alus juga nih cewek tangannya, bathin Hendri. “Gimana kang Hendri, mau saya kerokin?” tantang Sariyem memancing. “Bener bisa ngerokin nih?” tanya Hendri antusias. “Boleh” jawab Sariyem senyum. “Tapi jangan di sini ya, bawa kanguk aja sekalian bakulnya mbak” kata Hendri sambil bangkit berdiri menyilahkan Sariyem kanguk ke dalam kos-kosan. “Wah kos-kosannya bagus ya kang, ada ruang tamunya segala, ini kamar siapa aja kang kok ada tiga? selidik Sariyem sembari meletakkan bakulnya di pojok dekat bufet. “Kamar temen, cuman mereka pada pulang kampung, tinggal saya sendiri jaga kos” jawab Aton. “Kamar kang Hendri sebelah mana” tanya Sariyem, “Itu mbak, paling pojok, paling gelap” kata Hendri. “Ih ngeri ah… gelap-gelapan” goda Sariyem genit. “Gak pa pa kok… aku dah jinak” canda Hendri sembari mengajak Sariyem menuju ke dalam kamarnya. “Kok sepi kang?” selidik Sariyem sembari melihat ke kiri kanan. “Rumah sebelah juga pulang kampung sekeluarga, makanya sepi” jawab Hendri. “Kamar mandinya di mana kang, aku mau cuci kaki dulu” tanya Sariyem. “Itu di depan kamarku jawab Hendri sembari membereskan tempat tidurnya yang berantakan. Hendri merebahkan badannya telungkup di atas kasur tanpa dipan, sementara Sariyem mengambil minyak gosok serta uang benggol untuk kerokan. “Mbak, jangan pake minyak ah… aku gak tahan bau dan panasnya” cegah Hendri. “Trus pake apa dong kang? tanya Sariyem bingung. Hendri berdiri menuju meja rias, diambilnya sebotol Hand Body dan di berikannya kepada Sariyem. “Pake ini aja mbak.. wangi lagi” senyum Hendri. Kemudian Sariyem mengambil posisi duduk di sebelah Hendri, disingkapkannya kain batik yg dikenakannya sehingga tampaklah betis mulus Sariyem. Wah mulus juga, mana banyak bulu halusnya nih tukang jamu sorak hati Hendri. Tangan yang menempel di punggung Hendri juga dirasa lembut dan halus oleh Hendri. “Umurnya berapa mbak” tanya Hendri memecah keheningan mereka berdua. “Dua enam bulan besok kang” jawab Sariyem. “Beda dua tahun di atas dong dengan saya” kata Hendri sembari meringis kesakitan. “udah rumah tangga mbak?” kejar Hendri. “Pisahan kang, suami saya kabur gak tanggung jawab” kata GSariyem. “Lho kenapa?” sambung Hendri penasaran. “Kecantol janda sebelah kampung” ungkap Sariyem cuek. “Waduh… laki-laki bodoh tuh… sela Hendri sembarangan. “Emangnya kenapa kang?” penasaran Sariyem. “Gimana gak bodoh, punya istri manis, putih dan sintal kayak gini kok di sia-siakan” rayu Hendri. “Ah… kang Hendri bisa aja” jawab Sariyem kanguk dalam perangkap Hendri, sembari mencubit pinggang lelaki itu. “Eh… geli ah mbak…” jerit Hendri sedikit mengelinjang. “Laki-laki kok gelian… ceweknya cantik tuh…” goda Sariyem. “Nggak cuman cantik… tapi banyak juga mbak” sombong Hendri. “Huh… dasar… laki-laki…” cemberut Sariyem. “Mbak… tadi jamunya apa aja?” tanya Hendri kemudian setelah adegan kerokan di punggungnya selesai. “Kalo buat kondisi kang Hendri sekarang… minum Sehat Lelaki” jawab Sariyem, “Kasiatnya apa aja mbak?” kejar Hendri. “Selain ngilangin kanguk angin, supaya badan gak lemes dan mudah loyo” jawab Sariyem. “Mudah loyo…? maksudnya apa…? tanya Hendri kemudian. “Ih kangnya ini lho… kayak gak tau aja…” jawab Sariyem malu-malu. Hendri memutar badannya, sekarang dia telentang menghadap Sariyem yang kangih duduk terpaku, “Sungguh… saya gak tau mbak” aku Hendri. Sariyem memalingkan wajahnya, terlihat semu merah di pipi Sariyem yang menambah manis rona wajahnya. “Itu lho… buat pasangan suami istri kalo mau melakukan hubungan…” jawab Sariyem tersipu. “Hubungan…? hubungan apa…?” tanya Hendri dengan muka bloonnya. “Ahhh… kang Hendri ini lho… ya hubungan suami istri” jawab Sariyem sembari mencubit lengan Hendri. “Bagi yang punya pasangan… kalo kayak aku gimana…? siapa pasanganku ya…?” kerling Hendri menantang Sariyem. Sariyem sendiri membuang mukanya, tetapi Hendri menangkap semu merah di wajah Sariyem. Sariyem bangkit mengambil bakul yang tertinggal di ruang tamu, sekembalinya dia bertanya lagi kepada Hendri, “Jadi nggak… jamu Sehat Lelakinya kang?” tanyanya kepada Hendri. “Sini dulu dong…” jawab Hendri sembari tangannya mempersilahkan Sariyem untuk duduk di sampingnya lagi. “Kalo aku jadi minum… terus bereaksi… buat membuktikannya gimana kalo jamu buatan mbak itu benar-benar berkhasiat” goda Hendri. “Ya sama pacarnya dong… maunya sama sapa?” pancing Sariyem gantian. “Gimana kalo sama mbak aja… soalnya pacar yang mana juga bingung aku” tembak Hendri sekenanya. “Jangan ah… entar kedengeran sama tetangga lho” jawab Sariyem tanpa nada penolakan. Kemudian Sariyem mengambil botol dari bakul dan meracik ramuan Sehat Lelaki. Hendri bangkit dari tidurnya kemudian mendekati tempat Sariyem duduk, dibelainya kepala gadis itu dengan lembut. “Jangan kang… genit ah… entar aku teriak lho” ancam Sariyem jinak-jinak merpati. “Teriak aja… paling gak ada yang keluar… orang ujan-ujan begini… pada males orang keluar” tantang Aton. Kemudian belaian Hendri turun ke pipi Sariyem terus ke leher jenjangnya. “kangss… geli ahh.. entar tumpah nih gelasnya” ancam Sariyem. “Kamu cantik lho mbak… kok bodoh sekali ya bekas suamimu itu” rayu Hendri, “Soalnya janda itu kaya kang… sementara aku kan cuma orang desa yang gak punya apa-apa” jawab Sariyem sembari memberikan gelas berisi ramuan jamu kepada Hendri. “Nih… minum dulu ramuannya… ditanggung ces pleng…” jawab Sariyem tanpa di sadari. “Hee… berarti mau dong ngebuktiin khasiatnya” tembak Hendri setelah meminum habis ramuan jamu tersebut. “Eh… ya nggak gitu… nyobanya gak sama aku” elak Sariyem merasa di tembak Hendri. “Sekarang pijitin bagian depannya dong mbak, khan gak imbang kalo cuma belakangnya aja yang di garap” pinta Hendri. “Depannya minta di kerok sekalian kang?” tanya Sariyem. “Nggak usah di kerok… pijitin aja” kata Hendri. Pijitan Sariyem di dada Hendri, kembali membuat pemberontakan adiknya di dalam sarung. Tangan kanan Hendri kembali meraba pipi halus Sariyem, wanita itu terdiam. Kemudian Hendri menelusuri rabaan mulai turun ke leher Sariyem, perlahan tapi pasti dibukanya kancing kebaya Sariyem, Sariyem menoleh ke samping, dadanya bergemuruh, dirasakan semua bulu kuduknya berdiri, sensasi ini telah lama ia rindukan, semenjak bercerai dengan suaminya setahun lalu, tidak ada tangan laki-laki lain yang menyentuh tubuh sintalnya. Hendri merasakan deru nafas Sariyem yang mulai tidak teratur, dalam hati Hendri bersorak… kena lo sekarang…! Dirabanya bukit kembar satu persatu. Hendri tidak mau terburu-buru, diraba dengan bra yang kangih terpasang. Rona wajah Sariyem semakin nyata, “kangss… jaaangaannnn… kangs… nanti dilihat orang” erang Sariyem sembari menahan gejolak dalam dirinya tanpa menepis tangan Hendri. Hendri tidak menjawab, perlahan di bukanya kebaya Sariyem mulai dari pundak. Sariyem mencoba untuk menahan tangan Hendri, kemudian Hendri bangkit dari tidurannya, Sariyem memiringkan wajahnya seolah takut berhadapan dengan wajah Hendri yang tinggal beberapa senti lagi darinya. Hendri meraih dagu wanita itu, perlahan dipalingkan wajah Sariyem tepat dihadapannya, kemudian Hendri mendekatkan bibirnya mengecup bibir Sariyem, Wanita itu menolak, tetapi hanya sesaat, kedua tangan Hendri memegang pundak wanita itu dan dilanjutkannya mengecup bibirnya, bergetar bibir wanita itu dirasa menambah nafsu Hendri, perlahan dibukanya bibir itu dan dikulumnya lidah wanita itu, terlihat Sariyem mulai menikmatinya sambil memejamkan mata. Kedua tangan Hendri menurunkan kebaya yang dipakai Sariyem, tanpa perlawanan lagi. Sembari mereka saling berpagutan, dicarinya pengait bra di punggung wanita itu dan berhasil dibukanya, perlahan diturunkannya tali di atas pundaknya ke samping dan turun ke bawah. Hendri terhenyak tanpa melepaskan pagutannya, bukit kembar wanita itu kangih kencang, bulat dan mengacung putingnya menantang, kemudian dirabanya kedua bukit itu disertai erangan kecil Sariyem. “kangss… aku takuuutt…” erang Sariyem. “Sssstttt… enggak pa pa kok… nikmatin aja ya sayang” ujar Hendri menenangkan wanita itu. Kemudian Hendri mengambil tangan kiri Sariyem yang kemudian diletakkannya di atas sarung tepat di senjata Hendri. “kangs… gak pake celana dalam ya…?” tanya GSariyem sembari mengelusnya dari luar sarung. Hendri hanya tersenyum, kemudian diapun berusaha untuk melepaskan kain yang kangih dikenakan Sariyem. Setelah kain terlepas… Hendri tidak dapat menahan gelinya, “Kamu juga gak pake daleman ya…? tanya Hendri dengan geli. “Memang rata-rata tukang jamu itu tidak memakai celana dalam kang” jawab GSariyem ketus, giliran Hendri yang kaget dan melongo… Gila!!! Perlahan ditatapnya wajah Sariyem, perlahan tapi pasti tangan Hendri merenguh bahu wanita itu dan perlahan-lahan merebahkannya ke lantai. Hendri mulai meraba kedua bukit kembar Sariyem, sementara wanita itu memalingkan wajahnya menghindar tatapan Hendri, di pegangnya tangan Hendri tetapi tidak bermaksud untuk melarang. Hendri memang pandai memanjakan wanita, walau dirasa tubuh wanita itu sedikit berbau ramuan jamu, tidak mengurangi nafsu Hendri untuk kemudian menjilatinya. Dimulai dari leher jenjang wanita itu, kemudian perlahan turun pada dua bukit kembar, kembali lidah Hendri menyelusuri gundukan bukit itu satu persatu yang diakhiri dengan sedotan diujung putingnya. Terdengar erangan wanita seperti kepedesan, kedua tangannya telah beralih ke rambut gondrong Aton dengan sedikit jambakan. Lidah Hendri meneruskan gerilyanya, turun ke arah pusar Sariyem, terlihat Sariyem demikian menikmatinya, kegiatan yang tidak pernah dilakukan suaminya dahulu, karena suaminya hanya memaksa bila ingin dipenuhi kebutuhan sahwatnya tanpa Sariyem merasakan nikmatnya berhubungan insan berlainan jenis. BandarQ Online Indonesia Terpercaya Tangan Hendri kembali merekang bukit kembar Sariyem, sementara jilatan Hendri telah mendekati sasaran di sarang kenikmatan Sariyem. Luar biasa… bulu kemaluan Sariyem demikian lebatnya, menambah sensasi tersendiri buat Hendri. “Eh… kangss… mau ngapaiiinn…? selidik Sariyem di atas sana. Hendri tidak menjawab, tangan kanannya berusaha menyingkap bulu lebat Sariyem untuk menemukan kenikmatan gadis itu. “Jangan kangss… kotooorrr… achhh…” erang Sariyem menahan gejolak yang untuk pertama kali dirasakan sensasi itu. Hendri hanya melirik ke atas, dilihatnya mata wanita itu terpejam kenikmatan. “kangss… ediaaannn… uenakeee… ssshhh… aaahhh… emmmhhh kangss…” jerit tertahan Sariyem sembari menjambak rambut Hendri. Lidah Hendri menemukan klitoris Indah, dijilat, dipluntir dan sesekali dihisap lembut, sehingga tak lama membuat Sariyem kelojotan. “kangss… gak kuaaat… mauuu pipp pisss…” teriak Sariyem sambil berusaha menyingkirkan kepala Hendri dari kemaluannya. Hendri menolak dan semakin kuat membenamkan wajahnya kedalam kemaluan Sariyem. Tak lama kemudian Hendri merasa kalau kepalanya sedikit sakit akibat jepitan paha Sariyem, tetapi di tahannya, karena Hendri tahu bahwa wanita ini mengalami orgasme yang teramat hebat dan dahsyatnya. “Achhh… emmmhhh… kangss…sss…sss acchhh…” jerit tertahan Indah mengiringi orgasme yang baru sekali ini dialaminya, seolah copot semua persendian di tubuhnya. Sensasi apa ini, yang tak mampu dicapai oleh pikirannya, karena tidak pernah di dapat dari mantan suaminya dulu. Sariyem terkapar kelelahan, Hendri memeluknya, dielusnya rambut dan pipi Sariyem, sementara Sariyem kehabisan nafas, seakan habis puluhan kilometer dia lari… “Gimana rasanya mbak?” tanya Hendri beberapa saat kemudian setelah Sariyem terlihat telah dapat mengatur nafasnya. “kangss… tadi itu rasanya seperti apa ya…? tanya Sariyem kebingungan disela nafas yang kangih tersengal. “Sssst… sudah tak usah diungkapkan… pokoknya dirasain aja ya…” jawab Hendri menenangkan Sariyem. Beberapa saat kemudian Sariyem telah normal kembali pernafasannya dan bangkit duduk di samping Hendri. “Kok kang gak jijik sih nyiumin pepekku” tanya Sariyem yang membahasakan kemaluannya dengan pepek. Hendri tidak menjawab, malah dia bertanya pada Sariyem “Sariyem bener… belum pernah merasakan seperti tadi ya?” “Bener kang, soalnya suami Sariyem itu Peltu” jawab Sariyem. “Peltu??? emangnya suami Sariyem itu aparat?” goda Hendri. “Bukan… nempel metu…” jawab Sariyem tersipu. “Ha… ha… ha…” tawa renyah Hendri. Sariyem sudah tidak malu-malu lagi, perlahan tangan kanannya meraih senjata Hendri yang kangih tegak berdiri, “kang… punyanya kok panjang begini ya” tanya Sariyem sembari mengelus senjata Hendri. Hendri tersenyum, diberinya ruang untuk Sariyem dapat sepenuhnya menikmati senjata Hendri. Kemudian perlahan dan agak ragu, Sariyem mendekati senjata Hendri ke wajahnya, matanya melirik Hendri seakan meminta persetujuan Hendri, Hendri tersenyum dan mengangguk. Dengan tidak buru-buru, dikangukkannya kepala senjata Hendri ke dalam mulut Sariyem, Hendri terpejam merasakan sensasi bibir Sariyem sembari mengelus rambut wanita itu, luar biasa… katanya tidak mempunyai pengalaman, Tetapi dalam urusan sedot-menyedot… rupanya Sariyem juga jagonya, bathin Hendri, mungkin ini yang dinamakan bakat alam, tanpa dipelajari sudah berjalan secara naluri. Hendri kangih bermain dengan pikirannya, sementara Sariyem mengulum senjatanya. Sosok Sariyem di mata Hendri seolah tidak bedanya dengan cewek-cewek kencannya, tetapi Sariyem mempunyai nilai plus. Di samping Sariyem hanya seorang tukang jamu, tetapi dalam merawat tubuh tidaklah kalah dengan cewek kuliahan, Kulit Sariyem putih bersih dengan bulu-bulu halus di sekujut tubuhnya, ketiak yang tidak dicukur tetapi rapi memberi kesan tidak jorok, sementara bulu kemaluan yang lebat sampai ke belakang. Hendri terhenyak melihat Sariyem terbangun dari kulumannya di senjata Hendri. “Kenapa mbak?” tanya Aton, “Pegel kang mulutku, habis gede banget sih senjatanya” senyum Sariyem malu-malu. “Oke, sekarang mbak tiduran, aku kangukin ya senjataku ke pepek embak” kata Hendri. Tanpa perlu menjawab, Sariyem merebahkan tubuhnya mekangang posisi, kemudian Hendri mulai menusukkan senjatanya kedalam kenikmatan Sariyem. “Auuu… pelan-pelan ya kangss… kangukinnya… maklum dah lama gak di pake?” meringis Sariyem merasakan moncong senjata Hendri mekanguki lubang pepeknya. Setelah di rasa cukup kanguk dan menyesuaikan di dalam lobang kenikmatan Sariyem, mulailah Hendri memaju-mundurkan senjatanya. “Ssshhh… enaaak kangss… terusss… yang dalammm kangss…”erang Sariyem keenakan. Hendri mulai berkeringat, walau udara di kamar sebetulnya cukup dingin, mungkin karena jamu yang diminum tadi sudah bereaksi. “Gila nih lobangnya mbak… adikku kamu jepit pake apa sih mbak” kata Hendri disela aktifitasnya memaju mundurkan senjatanya, “Ah… kang Hendri ini lho.. sempet-sempetnya bercanda… enggak kok kang… barangku enggak ada alatnya… cuman bisa njepit aja” bangga Sariyem. “Ini yang dinamakan orang Empot Ayam’ ramuan Madura… khan ada jamunya juga mbak” kata Hendri. “Iya kang… aku rajin minum juga… cuman gak tau namanya apa… soalnya itu jamu warisan nenekku yang memang kangih ada keturunan Madura…” jawab Sariyem sembari merasakan sensasi kembali. “Accchhh… kangss… aku moo pippiisss lagiii… aahhh…” untuk kedua kalinya Sariyem melenguh panjang, pertanda telah sampai orgasme nya yang kedua. Dijepitnya pinggang Hendri… dipeluknya dada Hendri, seolah mau melumat tubuh kurus Hendri, Hendri sedikit meringis merasakan jepitan kaki Sariyem dan pelukan tangan Sariyem di tubuhnya, tetapi Hendri mengerti akan kenikmatan Sariyem, maka dibiarkannya wanita itu menjepit tubuhnya. Setelah beberapa saat Hendri memberi waktu untuk Sariyem mengembalikan nafas liarnya, ia berinisiatif untuk merubah gaya, disuruhnya Sariyem untuk nungging membelakanginya, Hendri melakukan dogy style. Inipun sensasi lain yang dirasakan Sariyem, baru dengan Hendri ini ia merasakan indahnya persetubuhan. Hendri pun merasakan sensasi lain dari jepitan lubang Sariyem, dengan posisi ini, lubang kemaluan Sariyem semakin dirasakan sempit, sedikit mengalami kesulitan bagi Hendri untuk memaju-mundurkan senjatanya, walau lubang Sariyem sudah sedemikian basahnya akibat orgasme Sariyem tadi. Tangan Hendri memegang pinggul Sariyem, sedangkan Sariyem memeluk bantal sembari mengerang kenikmatan, “tusuk yang dalammm… kangss… ssshhh…. Akhirnya Hendri memacu semakin cepat dengan tujuan untuk mencapai puncak kenikmatan bersamaan, kali ini. “kangss… pippiiisss… lagi nihhh akuuu…” desak Sariyem, “sabar sayang… kang juga mau keluar nihhh… ayuuukkk… aaahhh… Naaahhh” lenguh Hendri. demikian juga Sariyem yang semakin liar memeluk serta menggigit sarung Aton, “aaacchh… emmmhhh… enghhh… kangss…” Keduanya terkapar di kasur dengan deru nafas yang saling berlomba, Sariyem memeluk Hendri, Hendri membelai rambut lurus Sariyem. Mereka saling mendekap, berpagutan, disela deru nafas mereka berdua, hujan deras di luar. Tetapi di dalam kamar telah terjadi kehangatan yang dahsyat. “Mbak, gimana rasannya dengan gaya kayak barusan tadi?” tanya Hendri memulai pembicaraan. “Sungguh kang, baru kali ini saya merasakannya dan ternyata luar biasa, seperti pengen mengulang terus dan terus” jawab lugu Sariyem. “ha… ha… ha… kayak iklan aja nih…” gelak Hendri. “Kalo kang Hendri udah berapa cewek yang kang Hendri puasin?” selidik Sariyem sembari memainkan puting susu Hendri, “Hemm… berapa ya…” jawab Hendri seolah berpikir, “tau ah… saking banyaknya”. “dasar laki-laki buaya” geram Sariyem sembari mencubit dada Hendri. “Trus… kebanyakan cewek-cewek itu juga puas kang…?” tanya Sariyem sedikit cemburu, “seperti jawabanmu bila kamu di tanya sama orang, pasti jawabannya… Luar Biasaaa…” jawab Hendri geli sembari mencubit mesra hidung Sariyem. “kang Hendri gak punya cewek yang diseriusin ya?” kejar Sariyem lagi, “mana ada yang bisa serius dengan aku… kebanyakan cewek yang deket sama aku juga paling-paling minta dipuasin nafsunya” elak Hendri. “Nakal ya kang Hendri ini…” gemes Sariyem sembari mencubit senjata Hendri. “Ha… ha… ha… memang itu yang mereka inginkan.. kebanyakan mereka nggak kangen sama aku,,, tetapi kangen sama burungku… ha.. ha… ha… canda Hendri sambil terkekeh renyah. “tapi suatu saat nanti… pasti lah aku cari pendamping yang setia… mungkin seperti kamu mbak… selain manis, putih, pintar memijit dan piawai dibidang jepit-menjepit…” aku Hendri sembari memeluk dan mengelitik payudara Sariyem. “Gombal…” jawab Sariyem sembari berusaha melepaskan diri dari dekapan kelitikan Hendri yang sengaja menyenggol payudaranya. “kang… aku ke kamar mandi dulu ya, lengket rasa sekujur tubuh nih… pinjam handuknya boleh kang? tanya Sariyem sembari bangkit menuju kamar mandi, “Tuh di depan kamar mandi… handukku warna merah” jawab Hendri. Memang diakui Hendri bahwa jamu ramuan mbak Sariyem memang terbukti khasiatnya, Hendri merasa cairan yang dikeluarkannya begitu banyak dan kental, serta pegal-pegal di badannya seketika hilang tak dirasa. Entah membayangkan sensasi apa yang ada dalam tubuh Sariyem, Hendri merasa senjatanya bangkit berdiri kembali, gila nih jamu… dah minta jatah lagi adik gua. Hendri bangkit dari tidurannya dihampirinya Sariyem yang sedang berada di kamar mandi, “lho… kok gak ditutup pintunya mbak?” tanya Aton geli dan melihat Sariyem sedang jongkok mengguyur air di sekujur tubuh mulusnya. “Katanya gak ada orang… makanya gak aku tutup pintunya, lho… kok sudah mengacung lagi kang senjatanya?” goda Sariyem sembari melihat kemaluan Hendri yang tegak berdiri. “Iya nih… tanggung jawab lho mbak… gara-gara jamunya nih… adikku minta jatah lagi” protes Hendri. “Aduh kacian… sini-sini mbak angetin…” bujuk Sariyem sembari meraih kemaluan Hendri dan segera dikulumnya. “Ahhh… sssttt… enak mbak” lenguh Hendri sembari mengelus rambut Sariyem, slruuup… slruup… ck..ck..ck.. bunyi mulut Sariyem terganjal kemaluan Hendri. Cerita 18 Tahun Keatas Cerita Sex Cerita Dewasa Cerita Mesum Hot Story Cerita Ngentot Artikel Porno Setelah beberapa saat dirasa cukup oleh Hendri, dipegangnya pundak Sariyem, dibimbingnya Sariyem untuk berdiri, kemudian diputarnya tubuh Sariyem membelakanginya, dengan tubuh basah Sariyem, Hendri memeluk Sariyem dari belakang. Dicumbunya leher wanita itu dan dijilatnya rambut kalong Sariyem, sementara kedua tangannya menyusup dari bawah ketiak Sariyem dan menuju kedua bukit kembar Sariyem. Sariyem merasa tersanjung, diangkatnya kedua tangannya dan dipegangnya kepala Hendri sembari melenguh kegelian “kangss… ennaaakk… ssshhh… geliii kangss…” Puting susu Sariyem mengencang, mengeras disela jemari Hendri. Dia memang lelaki hebat yang bisa memanjakan wanita kagum hati Sariyem serasa melambung ke langit ke tujuh belas… “Mbak… coba membungkuk sedikit… pegangan di bibir bak mandi… kakinya direnggangkan sedikit ya sayang” pinta Hendri yang dituruti Sariyem dengan sedikit bingung. Kemudian Hendri jongkok di belakang Sariyem, kedua tangan Hendri meraba pantat Sariyem dan membelahnya layaknya membelah durian tetapi perlahan dengan perasaan. Kemudian Sariyem menjerit kecil, setelah dirasa ada benda basah tetapi hangat menyentuh lubang duburnya, ditengoknya kebelakang, ternyata Hendri sedang bermain lidah di lubang duburnya. Sariyem kaget, tetapi menikmati sensasi lain yang tak kalah luar biasanya, Sariyem merasa geli yang tidak tertahan tetapi nikmat, dengan tidak sengaja Sariyem menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan karena kegelian. Ceplak… cepluk… bunyi lidah Hendri menjilati lubang dubur Sariyem yang diselingi turun ke arah lubang kenikmatan Sariyem yang sudah terlanjur banjir. Tanpa di sadari Hendri, tangan kanan Sariyem berpindah ke selangkangannya sendiri, dipijitnya klitoris Sariyem sendiri. “kangss… enaakk… kangss… emmmhhh… ” erang Sariyem sembari menggigit bibir. Kemudian Hendri bangkit berdiri, diciumnya bibir Sariyem dari samping sembari berkata “Enak mbak… emmmhhh…”, “Enaakkk kangss… jawab Sariyem malas. Kemudian Hendri kembali ke belakang Sariyem, Perlahan tapi pasti dikangukkannya kemaluan Hendri ke lobang kenikmatan Sariyem. “Ssshhh… kangss… yang dalaaamm yahhh…” rintih Sariyem kangih dengan posisi setengah terbungkuk. Plok… plok… plok… bunyi suara maju mundur Hendri memompa yang mengenai pantat Sariyem membuat suasana menjadi semakin panas., sekarang dengan bercampurnya lend*r kenikmatan Sariyem dan air dari bak mandi, dirasa Hendri tidak begitu sulit seperti tadi di kamar tidur. Hujan di luar kosan kangih deras… sehingga erangan Sariyem tidak begitu terdengar, kalah dengan derasnya hujan yang turun di atas kamar mandi yg tertutup seng. Irama jatuhnya hujan di atas seng, teriakan nikmat Sariyem semakin menambah irama Hendri dalam memacu tusukan senjatanya pada lubang kenikmatan Sariyem, Sariyem semakin liar bergoyang, ke kiri ke kanan, ke atas bawah, kadang membuat gerakan memutar seolah memeras kejantanan Hendri. Mbak Jamu Sexy Sariyem Pembangkit Nafsu “kangss… Sariyemhh nyampeee lagiii kangss… ssshhh… aaahhh” lenguh Sariyem mencapai klimaksnya. Hendri menarik erat pinggul Sariyem, didorongkannya kemaluan Hendri ke dasar lubang Sariyem semakin dalam sembari ditahan di dalamnya sembari dirasakan beberapa kedutan liang kenikmatan Sariyem yang berkontrasi meluapkan gairah orgasmenya, benar-benar empot ayam nih cewek… sorak hati Hendri, Sariyem KO keempat kalinya. Dicabutnya batang kemaluan Hendri, dan sekarang posisi bergantian. Hendri duduk di tepi bak mandi, sementara Sariyem jongkok di hadapan Hendri. Kemudian Sariyem mekangukkan kemaluan Hendri ke dalam mulutnya, mengulumnya dan memaju-mundurkan batang kemaluan Hendri. Sariyem marasa kondisi Hendri tak lama lagi mendekati klimaks, Sariyem mau memberi service dengan tetap mengulum kemaluan Hendri serta membiarkan Hendri mengeluarkan orgasmenya didalam mulutnya, dan “achhh… ssstttt… mmmbaaakhh… aagghhh… aku keluaaarrr…” dengus Hendri mencapai puncak, sembari memegang kepala Sariyem serta mengacak-acak rambutnya, senjata Hendri tetap di dalam mulut Sariyem, hingga tetes mani terakhir dan langsung ditelannya. Sensasi luar biasa dirasakan Hendri sembari melihat bagaimana Sariyem mengulum penisnya seperti seorang anak kecil mendapat sepotong es krim kesukaannya. Setelah beberapa saat, di sela nafas yang muali teratur, Hendri bertanya kepada Sariyem “Enak mbak…?”, “he-eh… asin tapi gurih kang…” senyum Sariyem puas sembari membersihkan sisa sisa lend*r dengan lidahnya di sekitar batang kemaluan Hendri dan menelannya. “Baru ini pula aku merasakan sperma laki-laki, ternyata gurih ya kang ya…” pengakuan Sariyem sembari terus mengelus dan memijit batang kemaluan Hendri. Setelah selesai keduanya membasahkan tubuh kanging, saling menggosok, meraba dan membersihkan cairan sabunnya. Keluar dari kamar mandi, Sariyem menuju meja rias di dalam kamar Hendri, sementara Hendri berjalan ke dapur guna mekangak air untuk membuat teh manis hangat. Sesekali diliriknya Sariyem dari dapur ke dalam kamar, Sariyem duduk membelakangi Hendri sembari mengeringkan rambut dengan handuk tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh sintalnya. Melihat pemandangan itu, Hendri terpana dari tempatnya membuat teh, gila perfect banget tuh body batin hatinya, orang gak akan nyangka bahwa tukang jamu memiliki body yang aduhai, apalagi barangnya… bisa memijit pula… mungkin karena setiap hari berjalan dan membawa beban di punggung, yang tanpa disadari sudah merupakan olah raga sex… kangih dalam pikiran Hendri melihat pemandangan Sariyem dari belakang. “Mbak… nih teh hangatnya… aku cuman bikin satu buat kita berdua ya… biar tambah mesra… bukannya pelit lho” canda Hendri sembari membawa teh hangat yang diletakkan di atas meja rias. Hendri meraih kursi dan duduk di sebelah meja rias yang sedang dipakai Sariyem untuk mengeringkan rambut, dipandanginya Sariyem dari sisinya duduk. “Ah… kang… kok ngeliatin Sariyem terus sih… Sariyem kan malu…” celoteh Sariyem manja sembari mencubit pipi Hendri. Hendri hanya tersenyum dan mendekati bibir wanita itu serta mengecupnya dengan mesra. Ketika Sariyem menyisir rambutnya, otomatis siku tangannya terangkat ke atas dan memperlihatkan ketiak Sariyem yang ditumbuhi bulu tetapi tidak lebat sehingga tidak memberi kesan jorok. Hendri meraih ketiak Sariyem, dielusnya bulu-bulunya, “gak pernah dicukur ya mbak”. “Mana sempet kang… gak ada waktu ngurusin diri” bela Sariyem. Hendri kembali memperhatikan Sariyem menyisir rambutnya, begitu pandangan Hendri ke bawah, dilihatnya payudara Indah bergoyang ke kiri kanan, menambah pemandangan menjadi panas kembali. “Mbak… adikku bangkit lagi nih…” bisik Hendri sembari memberi kode liwat tatapannya ke arah kemaluannya. “Ihhhh… tuh kan… baru percaya sama ramuan jamuku…” gekang Sariyem sembari mencubit dan mengelus kemaluan Hendri. “Gimana kalo mau minta jatah lagi” harap Hendri, “Aduh… khan udah mandi kang, lagian aku capek banget nih sampe berasa copot semua tulangku kang” elak Sariyem. Tetapi Sariyem bangkit dan berjongkok di depan Hendri, “Ya deh… ini tanggung jawabku… aku kulum lagi aja ya kang… kasian klo gak bisa tersalur” jawab Sariyem memberi solusi. Hendri hanya tersenyum sembari melihat lagi Sariyem mengulum kemaluannya, dielusnya rambut Sariyem. Sariyem memang cepat bisa, sedotannya membuat Hendri tidak dapat bertahan lama, dan memang ini yang dimaui Hendri, karena ia berpikir bila hanya dia yang bermain tidaklah terlalu nyaman. “Mbak… achhh…” jerit Hendri mengiringi orgasmenya kali ini yang seperti tadi langsung ditelan habis Sariyem. “Kok cepet keluarnya sekarang kang?” tanya Sariyem tersenyum. “Sengaja, habis klo main sendiri gak enak lah rasanya, makanya aku kosentrasi supaya cepet keluar” bela Hendri. “He… he… he… khan kangih ada besok lagi kang…” kata Sariyem sembari membersihkan kemaluan Hendri dengan tisu yang berada di atas meja tersebut, sembari mencium mesra pipi Hendri. “Udah… tidur sini aja mbak, aku kelonin deh” rayu Hendri melihat Sariyem mulai memakai bra kain dan kebayanya setelah dia membersihkan diri di kamar mandi sekali lagi. “Endak ah kang… gak enak sama teman kos saya” jawab Sariyem mengelak ajakan Hendri. “Tapi besok… kalo saya kangen sama kang.. boleh ya saya main ke sini…” pinta Sariyem memelas, “Oke aja… kalo pas saya ada di kosan, biasanya sih suka keluyuran” jawab Hendri seenaknya. “Sekarang saya tinggalin lagi jamunya ya kang, siapa tau ada yang butuh kehangatan kang Hendri lagi he… he… he…” canda Sariyem setelah dia selesai memakai semua pakaiannya sembari mengangkat bakul berisi jamunya. “Berapa semuanya mbak…?” tanya Hendri sembari membuka dompet untuk membayarnya. “Sudah kang… saya kasih gratis… soalnya saya sudah dapat kepuasan yang selama ini gak saya dapetin” tolak Sariyem halus, “Yang bener nih mbak… mosok dah disuruh ngerokin sama ngelonin… kok gak mau di kasih uang sih?” protes Hendri. “Alaaahh… saya tau kHendrig Mahasiswa… paling juga recehan doang isinya… ha… becanda lho kang… serius kok kang… aku yang terima kasih… kang Hendri bisa mengerti perasaan wanita, salam aja ya kang buat temen kencan kang yang lain” goda Sariyem sembari pamitan keluar kamar. “Eh… sebentar mbak!” seru Hendri setelah memakai kain sarungnya kembali, Sariyem berhenti, kemudian Hendri mendekati Sariyem memeluk wanita itu dan memberi kecupan lembut di bibir Sariyem sembari menyelipkan sejumlah uang ke dalam bra Sariyem dan berkata “Sekali ini jangan menolak ya mbak… saya bersalah jika tidak memberi ini mohon jangan anggap sebagai imbalan jasa… tetapi rasa sayang saya dan sebagai rasa terima kasih buat embak”. Sariyem terpaku dan menatap Hendri, tak dinyananya bahwa lelaki ini selain ganteng, pemberi kepuasan dan baik hati terhadap wanita, ah… seandainya…. Sariyem tidak mampu melanjutkan impiannya yang dianggap mustahil bagi dirinya, tak terasa menetes air mata harunya. Hendri mengusap air mata Sariyem dan mengecup kening Sariyem, “Sudah ya sayang… gak usah nangis… semoga besok kita bisa lebih panas lagi” goda Hendri menghibur Sariyem. “Ma kasih ya kang” pamit Sariyem meninggalkan kos-kosan Hendri. Hendri terpaku melepas kepergian Sariyem, hujan baru saja berhenti, waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, gila dari jam lima sore tadi kita berdua main bathin Hendri. Tetapi Hendri merasa klo tubuhnya dalam kondisi puncak, dahsyat sekali ramuan mbak jamu tadi ya pikir Hendri, besok kalau bertemu, aku akan minta lagi ah, pikir Hendri sembari menutup pintu kos-kosan dan kembali ke kamarnya untuk tidur.